Sesekali pahamilah apa-apa yang berdatangan perlahan menghampiri. Kebanyakan dari itu adalah nikmat yang tak dapat kita duga. Kita lupa akan doa-doa yang selalu mengudara ditiap sehabis ibadah dan waktu-waktu ijabah. Ketika waktu begitu panjang melalaikan kita, ada kejadian yang tak terduga datang tak disangka-sangka. Doa-doa yang selalu kita dengungkan, usaha yang telah kita upayakan, ternyata datang pada waktu yang tidak kita sangkakan. Dan itulah waktu yang terbaik untuk kita.
Adapun disaat kita tak berdoa, namun Allah selalu hadirkan nikmat-nikmat lainnya yang begitu mengejutkan. Antara bahagia atas nikmat datang dan antara sedih karena bisa jadi ini adalah ujian. Namun walau begitu bukankah kita harus bersyukur atas apa-apa yang datang menghampiri kita? Bukankah Allah begitu cinta pada kita disetiap harinya dengan selalu berikan nikmat sehat, nikmat aman dari mara bahaya, nikmat pagi yang menjadikan kita terus memperbaiki diri?
Namun, dengan nikmat-nikmat yang datang adalah bentuk reward yang Allah berikan untuk kita karena usaha kita dalam ketaatan padaNya. Dan juga ada ujian didalamnya, apakah iya diri kita bisa bertahan untuk ada dijalanNya saat Allah limpahkan banyak nikmat untuk kita? Apakah kita menjadi lalai? Apakah kita menjadi terbuai? Apakah kita bisa pergunakan nikmat itu dalam kebaikan?
Allah pun berifirman bahwa, “Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“ (Al-Anbiya’ :35). Nikmat adalah sebuah bentuk cobaan yang menguji diri kita, bukan?
Diri ini memang tidak memiliki daya apa-apa untuk berjalan dijalanNya. Namun, tak akan berubah jika tak ada usaha didalam diri kita. Bukankah semua butuh perjuangan? Lantas mengapa untuk mengatur hati agar tetap tegak dijalanNya tak ingin berkorban?
Sama. Kita sama, sama-sama sedang berjuang mengatur hati dan pikiran agar selalu berjalan selaras dengan aturan-aturanNya. Sama-sama pernah jatuh dalam lubang lalai. Sama-sama terbuai akan nikmat dariNya. Namun, jangan lelah untuk menyadarkan diri kita agar selalu kembali padaNya dan jangan berhenti untuk terus berupaya.
Kita tahu bahwa kita harus terus berjuang, karena musuh selalu siap menghadang. Tak ada upaya tanpa meminta diupayakan olehNya. Itulah cara satu-satunya karena kita lemah.
Semangat berjuang dalam ketaatan padaNya. Semoga kita selalu diberikan hidayah olehNya tiap waktu.
Komentar
Posting Komentar