IDENTITAS
BUKU
Judul Buku : Menentukan
Arah
Penulis :
Kurniawan Gunadi dan Aji Nur Afifah
Cetakan : ketiga,
Oktober 2017
Pemeriksa Aksara : Kurniawan Gunadi
Penata Aksara : Ardhyaska Amy
Ilustrasi Wajah : Ardhyaska Amy
Ilustrasi Isi : Chintara Putri Audyna Alsya
Penerbit : Langitlangit Creative
ISBN : -
Tebal : 191 halaman
Genre : Nonfiksi
Harga : Rp 70.000
PENULIS
Penulis
pertama bernama Kurniawan Gunadi kelahiran tahun 1990. Penulis lahir dan tinggal
di perbatasan Jawa Tengah yang kota tersebut bernama Purworejo. Kemudian Penulis
merantau untuk menjalani perkuliahan di kampus ternama di kota Bandung yaitu
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mengambil jurusan Desain Produk (Fakultas
Seni Rupa dan Desain). Penulis biasa disebut dengan panggilan MasGun. Penulis telah
menciptakan studio kreatif sendiri di rumahnya yaitu Yogyakarta yang diberi
nama Langitlangit. Proses perjalanannya dalam menulis buku dari tahun 2014
hingga tahun 2018 ini menghasilkan 4 buku yang telah ditulisnya. Inilah
nama-nama karya buku penulis yang sudah dihasilkan, yaitu Hujan Matahari,
Langit-langit, Menentukan Arah, dan Bertumbuh.
Penulis kedua
bernama Aji Nur Afifah Hasna. Aji Nur Afifah adalah nama penanya. Keluarga dan
teman-temannya biasa memanggilnya dengan panggilan Apik. Penulis lahir tahun
1993 di kota Malang. Penulis menyelesaikan perkuliahannya di Universitan
Brawijaya Malang Jurusan Akuntansi. Penulis memiliki kecintaan dalam dunia
tulis menulis sejak kecil, sehingga penulis memiliki berbagai macam laman media
sebagai sarana menulis seperti blog, tumblr, buku harian. Dan saat ini karya
tulis perdananya terbit dengan buku Menentukan Arah bersama Kurniawan Gunadi
yang juga saat ini sebagai teman hidupnya.
Kedua penulis
ini adalah sepasang suami istri. Buku ini diciptakan dalam rangka ingin
merayakan pernikahan mereka, yang isinya tentang pemaknaan penulis mengenai
berbagai hal dalam rumah tangga. Tujuan penulis ini dalam merayakan
penikahannya adalah sebagai bentuk berbagi, berbagi pemikiran, dan juga berbagi
kebaikan. Penulis mengatakan bahwa mereka berharap kebaikan pernikahannya ini
tidak hanya untuk kami, tetapi juga untuk alam semesta.
BLURB
Pertemuan dua
orang manusia dengan jalannya masing-masing. Keduanya kemudian bersepakat
menempuh jalan yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Jalan yang dulu
dicitakannya sendiri.
Kini keduanya
akan menempuh jalan yang baru, bukan jalan milik salah satu dan memaksa yang
lain untuk mengikutinya. Benar-benar jalan yang baru, hingga keduanya mulai
berbicara tentang hati dan apa yang dikatakannya.
Maka arah itu
telah diambil, tujuan yang sama telah disepakati, jalan telah dipilih, dan cara
untuk menjalaninya telah diikrarkan. Bersaksikan Tuhan dan alam semesta.
REVIEW
Buku Menentukan
Arah yang ditulis oleh dua pasang suami dan istri. Perayaan sebuah pernikahan
yang bagi saya berbeda dari kebanyakan orang lain lakukan. Namun tujuan
perayaan pada terciptanya buku ini tidak serta merta hanya mengabarkan bahwa
mereka telah menikah, namun lebih dari itu. Tujuan mereka adalah ingin berbagi
kebaikan dan pemikiran-pemikiran atas pemaknaan mereka mengenai sebuah
pernikahan. MasGun dan Apik mengatakan bahwa mereka berharap kebaikan
pernikahannya ini tidak hanya untuk mereka saja, tetapi juga untuk alam semesta.
Tujuan yang bagi saya adalah mulia, menebar kebaikan dengan tulisan yang dimana
buku itu akan terus ada, hingga menjadikan amal jariyyah terus mengalir tanpa jeda,
sampai tua, hingga tiada. Dan awal tercetaknya buku ini yang saya baca dari
laman media sosialnya MasGun adalah pembelian dengan harga seikhlasnya, yang
tujuan dana itu akan didonasikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Luar biasa
bagi saya, sebuah awal pernikahan yang dimulai dengan kebaikan dan semoga terus
mengalir kebaikan tersebut hingga akhir.
Isi buku ini
menceritakan tentang pemaknaan mengenai sebuah pernikahan. Sebelum memulainya,
saya sebagai pembaca dibuat terharu dengan bagian halaman pertama yaitu tulisan
tentang penulisnya yang dikatakan oleh teman-teman terdekat mereka, yaitu Teman
MasGun dan Apik. Bagamana perjalanan mereka sebelum pertemuan itu datang. Karakteristik
mereka, aktivitas yang mereka lakukan, pencarian yang mereka lakukan, hingga
perasaan teman-teman mereka atas pertemuan mereka yang berakhir dalam sebuah
pernikahan. Apik dan MasGun sama-sama seorang penulis di tumblr dan juga
mengikuti organisasi Forum Indonesia Muda (FIM). Pertemuan yang tanpa
diduga-duga ternyata berada pada lini yang sama.
Buku ini
menceritakan tentang pemaknaan sebuah penikahan, makna dalam berjuang, makna
dalam pencarian, makna sepakat, makna perayaan, makna pasangan, makna keluarga,
makna anak, makna harta, makna rumah, dan yang terakhir adalah menentukan arah
dalam melakukan ini semua. Pemaknaan-pemaknaan pada tiap-tiap babnya adalah
keseluruhan dalam kehidupan berumah tangga. Disini menjadikan saya lebih
terbuka dalam memahami sesuatu hal dalam berumah tangga, bahwa itu tak semudah jatuh
cinta.
Inilah beberapa poin-poin penting yang bisa kita pelajari dan berguna, yaitu :
1. Pernikahan
tidak hanya sekadar pertemuan dengan sosok pasangan, perayaan yang kemudian di
unggah di laman sosial media, namun ada pemaknaan lebih dari itu. Pernikahan dalam
buku ini adalah sebuah bentuk ketakwaan kepada-Nya, tanggung jawab yang tidak
hanya di dunia saja, namun akhirat juga, karena pernikahan adalah satu diantara
tiga perjanjian terkuat yang disebut dalam kitab suci Al-Qur’an. Miitsaqan Ghaliizhaa, perjanjian yang
meliputi dunia dan akhirat.
2. Makna
juang sebelum akhirnya dipertemukan dengan seseorang yang tepat, sebagai
pasangan hidup hingga surga. Berjuang dengan rangkaian doa-doa yang dilantunkan
secara istiqamah, meminta yang terbaik bagi-Nya dan agar dipertemukan dengan
cara-Nya yang terbaik. Dan langkah berjuang selanjutnya adalah dengan menunggu
dalam penantian. Menunggu adalah bentuk proses juang, dengan terus melakukan
kebaikan-kebaikan demi mengisi waktu luang. Menunggu adalah tentang kesabaran
dan keikhlasan, ikhlas saat menunggu adalah sesuatu yang tidak mudah. Bagi saya
memang tidak mudah dalam menunggu, karena ada yang harus terus dijaga,
pandangan dan hati.
3. Buku
ini menjadikan saya mengerti pernikahan tidak semudah itu. Ada yang harus dipersiapkan
untuk perjalanan-perjalanan selanjutnya, bagaiamana menahan ego satu sama lain
antar pasangan, memahami kekurangan pada pasangan yang dulu tak pernah
diketahuinya, mengajarkan anak-anak mengenai kebaikan dan kehidupan. Pernikahan
adalah bentuk pembelajaran yang tak pernah putus, karena akan ada
kejadian-kejadian yang tak terduga datang kedepan.
4. Buku
ini juga menjelaskan perkara kecukupan, rasa syukur, tak berlebih-lebihan,
yaitu sebuah kesederhanaan. Perkataan Apik, yaitu “Perempuan yang baik salah satunya perempuan-perempuan yang memelihara
rasa syukur dalam hatinya”.
Dari keseluruhan
pemaknaan disini dapat disimpulkan dari potongan kata dalam buku ini, yaitu :
“Kami berusaha merangkum semua pemaknaan itu
menjadi satu hal yang paling bisa kami rasakan, ibadah. Sebagaimana kami
memaknai pernikahan kami sebagai sebuah ibadah, maka seluruh hal yang timbul
dari pernikahan adalah bentuk-bentuk ibadah yang baru”.
Buku
Menentukan Arah : Hal. 91.
Ada beberapa quotes dari buku ini yang begitu indah
dan mengena, namun ada salah satu quotes
yang menjadi perhatian pada diri saya, yaitu
“Kita sibuk mencari yang sempurna, ternyata
kita melewatkan yang siap menerima apa adanya”.
Aji Nur Afifah
Inilah review saya tentang buku Menentukan Arah dari Kuniawan Gunadi dan
Aji Nur Afifah. Semoga menambah pemahaman-pemahaman kita dan bermanfaat untuk
kita juga. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar