Kita tahu bahwa sedari kecil kita sudah
dikenalkan dengan menulis. Mengatur sebuah kata menjadi sebuah kalimat.
Menceritakan kegiatan liburan dengan menuliskannya adalah tugas yang biasa kita
terima semasa di bangku sekolah. Dan kebanyakan dari aktivitas kita juga
hal tulis menulis. Jadi tidak asing
bukan dengan menulis?
Menulis bagiku adalah bukan perkara
bakat atau tidak bakat. Menulis bisa dilakukan pada siapa saja yang ingin dan
terus membiasakan diri dalam menulis. Kita akan menjadi ahlinya jika kita membiasakannya.
Ada perkataan yang mengatakan bahwa kita bisa karena terbiasa, maka biasakan
dirimu dalam melakukan sesuatu hal yang kamu ingin lakukan. Jika dirimu ingin
dapat menulis biasakan dirimu dalam menulis dan juga carilah ilmu tentang
menulis, karena jika kita melakukan sesuatu tanpa ilmu tidak akan ada hasilnya.
Ilmu menjadikan kita menemukan jalan keluarnya.
Banyak sekali yang bisa kita dapatkan
dengan menulis. Bagiku dulu menulis adalah sebuah goresan-goresan yang ada
didalam hati yang kemudian dituangkan dalam sebuah kata tertulis, tanpa makna,
hanya coretan-coretan hati. Namun, semakin bertambahnya usia semakin
bertambahnya ilmu. Diriku semakin paham menulis tidak sekedar itu. Menulis adalah bagaimana kebermanfaatan
didalamnya. Tulisan yang kau tuang dengan begitu apik, hingga banyak sekali
yang menerimanya dan banyak manfaatnya.
Salah seorang penulis yang bernama Brili
Agung mengatakan ini disuatu acara di Surabaya, bahwa “Jika kita ingin mengenal
dunia maka membacalah, dan jika ingin di kenal oleh dunia maka menulislah”.
Membaca dan menulis merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan. Membaca
menjadikan kita memiliki banyak ilmu, dan dengan menulisnyalah kita dapat
membagikan ilmu yang kita dapatkan itu.
Banyak sekali anjuran untuk menulis
menurut prespektif Islam. Rasulullahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa,
“Ikatlah ilmu dengan menulisnya” (HR. Ahmad). Dalam hal ini artinya bahwa
dengan kita menulis, ilmu itu akan selalu tersimpan dan dapat dimanfaatkan bagi
siapa saja yang membacanya. Indahnya menulis, bukan?
Imam Asy Syafi’i rahimahullah juga mengatakan,
“Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali
yang kuat. Termasuk kebodohan jika engkau memburu kijang, setelah itu kamu
tinggalkan terlepas begitu saja”. Menulis memiliki begitu banyak peran
pentingnya. Dengan menulis kita dapat menyimpan ilmu yang kita dapat, abadi
sampai kapan pun dan dapat dimanfaatkan untuk orang lain yang membacanya.
Menulis itu asik. Menulis menjadikan
kita mendapatkan amal jariyah. Saat kita menulis hal-hal yang baik dan ada ilmu
didalamnya juga, setelah itu dilakukan oleh pembacanya maka pahala itu sampai
pada kita juga. Indahnya menulis bukan? Selagi menulis itu gratis dan
mengandung manfaat untuk kita dan orang lain, kenapa kita tidak coba lakukan.
Namun, pastikan yang kita tulis adalah hal-hal yang baik agar orang lain yang
membacanya mendapatkan ilmu-ilmu baik juga. Itulah yang dinamakan amal jariyah.
Setiap kita ingin menulis, ingatlah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain.
Menulis itu tak lekang oleh waktu. Abadi
selamanya walau penulisnya sudah tiada. Tulisan kitalah yang terus tersimpan
dan bermanfaat bagi pembacanya. Menulis juga merupakan sebuah investasi bagi
kita, jika setiap tulisan kita bermanfaat maka amalan itu akan terus mengalir
ke kita. Dan aku pun sedang belajar hal itu, yaitu menulis tentang sesuatu hal
yang mengandung manfaat didalamnya, sehingga tak hanya goresan pena yang berisi
isi hati yang penu luka tanpa solusi.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Apabila manusia itu telah mati
maka terputuslah dari semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu amal jariyah,
ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih” (Riwayat Muslim).
Jika kita melihat tulisan yang masih
terus dimanfaatkan walau penulisnya sudah tiada seperti, para penulis hadits
yaitu Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya. Lantas, sudah berapa banyak amal
jariyah yang mereka dapatkan sampai saat ini?. Begitulah pengaruh besar yang
didapat dalam menulis. Dan juga dapat berpengaruh pada penulisnya saat kita
menuliskan sesuatu hal yang tidak baik, karena dampaknya kepada kita juga. Saat
kita menulis sesuatu hal yang tidak baik, tulisan itu akan selalu tersimpan,
dan berdampak pada pembacanya jika mereka mengamalkannya, sehingga akhirnya
akan menjadi dosa jariyah bagi kita penulisnya. Sangat disayangkan. Semoga kita
para penulis semuanya dimudahkan untuk selalu menulis hal-hal yang baik dan
bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.
Selamat menulis hal-hal yang baik untuk para penulis
hebat. J
#YWClub
#Day7
Komentar
Posting Komentar